AKHLAQ HUMOR DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Khalid Ramdhani

Sari


Tidak diragukan lagi bahwa humor itu ada dalam khasanah agama islam. Kisah Nabi dan para sahabatnya menunjukan bahwa humor dan anekdot itu ada, yang secara eksplisit muncul dalam konteks al-Quran dan hadits. Islam tidak pernah melarang tertawa, bahkan berusaha mengelola dan membatasi tertawa sebagai sebuah bentuk kebahagiaan saja, bukan keterlenaan terhadap kenikmatan duniawi. Sebagai hayawanu nathiq, manusia diciptakan Allah untuk hidup saling bergantung antara satu dengan lainnya (simbiosis mutualisme) mereka tidak bisa hidup sendiri ditengah kehidupan sosialnya yang beraneka negara, suku, daerah, adat istiadat, bahasa, budaya, tradisi dan agama. Terlebih lagi jika membahas kedalam jati diri manusia yang berbeda-beda watak dan karakternya, meski anak kembar identic sekalipun pasti memiliki perbedaan yang signifikan. Diantara mereka ada yang cenderung ceria, murah senyum, suka bercanda gurau dan banyak tertawa (easy going), ada pula yang lebih cenderung introvert asyik dengan dunianya sendiri, tampak serius, bahkan mudah tersinggung dan sering marah, jarang sekali terlihat bercanda dalam raut wajahnya. Banyak orang menganggap humor hanya sebatas candaan atau guyonan biasa, namun tidak sedikit juga orang-orang yang menyukainya bahkan menggunakannya dalam perbincangan atau diskusi bertema berat ataupun ringan. Karena humor secara esesnsial mampu mendatangkan sensasi menyenangkan dalam hati dengan senyum dan tawa. Nabi Muhammad Saw sang khatamun nabi pun pernah bersenda gurau dengan keluarga dan para sahabatnya. Namun ia memberikan batasan dalam setiap hal karena segala sesuatu jika berlebihan tidak baik. Rasulullah mengatakan dalam hadistnya “Janganlah kamu banyak tertawa karena itu dapat mematikan hati”. (HR Tirmidzi). Dalam hal ini, tampak Islam melarang seseorang untuk banyak tertawa, akan tetapi bukan berarti melarang seseorang untuk tertawa secara mutlak karena tertawa dalam bentuk humor candaan adaalah salah satu fitrah manusia, namun tertawa yang berlebihan apalagi mengandung celaan, hinaan atau penistaan dalam sudut apapun tidak dianjurkan dalam Islam. Artikel ini mencoba membahas tertawa, lelucon dan humor dalam sudut pandang Islam.


Teks Lengkap:

PDF (English)


DOI: https://doi.org/10.36269/tlm.v1i1.83

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


Editor and Administration Address:

Jurnal Ta'lim is published by Universitas Muhammadiyah Lampung

Jl. ZA. Pagar Alam, Labuhan, Labuhan Ratu, Kec. Kedaton, Bandar Lampung, Indonesia, Postal Code 35132

 

 JDN Index:

  

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Web Analytics

View My Stats